Setiap orang pasti pernah merasakan sakit hati karena
perkataan orang lain, terkadang mereka merasa
menjadi manusia yang rendah karena penilaian orang lain, dampaknya mereka akan
merasa malu dengan dunia dan tak jarang dari mereka menuruti perkataan orang
tersebut hanya karena takut dinilai
rendah. Itu juga yang pernah saya alami saat seseorang menilaiku yang tak menyenangkan
hati. Hingga saat ada seseorang yang menceritakan kisah yang sederhana tetapi
merubah pemikiran saya.
Mungkin beberapa sudah mengetahui cerita ini, saya ceritakan secara singkat :
Dahulu ada seorang ayah yang akan menjual keledainya ke pasar. Dia mengajak anaknya untuk berangkat bersama. Dia menyuruh anaknya untuk naik ke atas keledai, dan dia berjalan di depan sambil memegang tali. Di tengah jalan mereka bertemu dengan tetangga mereka. Tetangga tersebut berkata pada sang anak “nak, kau tega, Ayahmu sudah tua, masa dia yang harus berjalan kaki sementara kamu duduk santai di atas keledai." Sang anak merasa tidak enak, kemudian turun dari keledainya, dia menawarkan ayah-nya duduk di atas keledai dan dia berjalan di depan sambil memegang tali.
Beberapa langkah setelah itu, mereka bertemu dengan seseorang, kemudian orang itu berkata "Ayah yang kejam, masa anaknya disuruh jalan sementara dia duduk di atas keledai" Sang ayah merasa tidak enak. Sang ayah menyuruh anaknya untuk naik bersama di atas keledai tersebut. Lalu mereka melanjutkan perjalanan
Setelah mendekati pasar, seorang ibu berkata "kalian benar-benar manusia gak punya perasaan. Keledai sudah kecil masih aja dipaksa ngangkut kalian berdua." Mendengar ini mereka berdua lalu turun dari keledai dan hanya berjalan kaki.
Mungkin beberapa sudah mengetahui cerita ini, saya ceritakan secara singkat :
Dahulu ada seorang ayah yang akan menjual keledainya ke pasar. Dia mengajak anaknya untuk berangkat bersama. Dia menyuruh anaknya untuk naik ke atas keledai, dan dia berjalan di depan sambil memegang tali. Di tengah jalan mereka bertemu dengan tetangga mereka. Tetangga tersebut berkata pada sang anak “nak, kau tega, Ayahmu sudah tua, masa dia yang harus berjalan kaki sementara kamu duduk santai di atas keledai." Sang anak merasa tidak enak, kemudian turun dari keledainya, dia menawarkan ayah-nya duduk di atas keledai dan dia berjalan di depan sambil memegang tali.
Beberapa langkah setelah itu, mereka bertemu dengan seseorang, kemudian orang itu berkata "Ayah yang kejam, masa anaknya disuruh jalan sementara dia duduk di atas keledai" Sang ayah merasa tidak enak. Sang ayah menyuruh anaknya untuk naik bersama di atas keledai tersebut. Lalu mereka melanjutkan perjalanan
Setelah mendekati pasar, seorang ibu berkata "kalian benar-benar manusia gak punya perasaan. Keledai sudah kecil masih aja dipaksa ngangkut kalian berdua." Mendengar ini mereka berdua lalu turun dari keledai dan hanya berjalan kaki.
Ketika sampai di pasar seorang pedagang berkata ”Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu, dasar bodoh punya keledai tetapi tidak dimanfaatkan”. Dan akhirnya sang ayah menggendong keledai tersebut..
Dari kisah inilah dapat saya simpulkan, jika saya hanya menuruti perkataan orang lain, maka tidak akan pernah ada habisnya. Tak usah memperdulikan penilaian orang kepada kita, bukan bermaksud sombong, bukan bermaksud tidak mau menerima kritikan. Bagi saya kritikan/saran itu berbeda dengan penilaian. Yang terpenting adalah berusaha menjadi manusia yang baik dan benar tanpa memperdulikan penilaian orang yang hanya akan membuat saya down. Karena penilain Tuhan dan orang tualah yang paling penting,